• Home
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan
  • Kode Etik
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
Kamis, Januari 21, 2021
KABARPUBLIK | ULAS TUNTAS TANPA BATAS
  • Home
  • Nasional
  • Daerah
  • Berita Foto
  • Kontrol
  • Hukrim
  • Politik
  • Opini
  • Advetorial
  • Sport
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Daerah
  • Berita Foto
  • Kontrol
  • Hukrim
  • Politik
  • Opini
  • Advetorial
  • Sport
No Result
View All Result
KABARPUBLIK | ULAS TUNTAS TANPA BATAS
No Result
View All Result

Menengok Sejarah Sahara Maroko, Apa Maksud Provokasi Polisario?

Rifaldy Happy by Rifaldy Happy
20/11/2020
0
Menengok Sejarah Sahara Maroko, Apa Maksud Provokasi Polisario?

Teguh Santosa bersama pendiri dan mantan petinggi Polisario Ahmadou Ould Souilem yang kembali ke pangkuan Kerajaan Maroko.

0
SHARES
6
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

BacaJuga

Ini Pesan Ketum JMSI Terkait Covid-19 Saat Diverifikasi Dewan Pers

Joe Biden Diminta untuk Lajutkan Pembicaraan Damai dengan Korea Utara

 

Laporan: Tim Kabar Publik (JMSI), Editr: Mahmud Marhaba

JAKARTA [KP]  – Wilayah Sahara Maroko atau Sahara Barat kembali menjadi perhatian masyarakat internasional. Perhatian dunia tertuju ke wilayah itu setelah kelompok separatis Front Polisario melanggar perjanjian gencatan senjata dengan Kerajaan Maroko yang telah berlangsung selama 29 tahun pada akhir pekan kemarin.

Konflik antara Maroko dan Polisario ini menjadi tema yang dibahas khusus dalam pertemuan rutin Dewan Kerjasama Perdagangan dan Investasi Indonesia-Maroko (DK-PRIMA) yang diselenggarakan Kamis malam (19/11/2020).

Pertemuan dihadiri mantan Dubes RI untuk Maroko, Tosari Widjaja, dan Presiden DK-PRIMA Heppy Trenggono bersama sejumlah pengurus lain.

Sebagai narasumber adalah pengamat hubungan internasional Teguh Santosa yang pernah dua kali menjadi petisioner masalah Sahara Barat di Komisi IV di Markas PBB, New York, Amerika Serikat, pada tahun 2011 dan 2012.

Teguh juga pernah berkunjung ke Sahara Barat. Selain itu dia juga pernah berkomunikasi dengan sejumlah mantan petinggi Polisario seperti pendiri Polisario Ahmadou Ould Souilem yang memutuskan kembali ke pangkuan Kerajaan Maroko pada tahun 2010. Juga mantan Kepala Polisi Polisario, Mustapha Salma Ould Sidi, yang melarikan diri dari Kamp Tindouf dan membongkar kebobrokan Polisario.

Teguh juga pernah bertemu dengan utusan Polisario Muhammad Buhri yang pada tahun 2010 berkunjung ke Indonesia.

Dalam pemaparannya, Teguh mengatakan, istilah Sahara Maroko merujuk pada Sahara Barat atau Western Sahara yang digunakan di forum-forum internasional. Selain kedua istilah ini, juga dikenal istilah Sahara Spanyol merujuk pada wilayah yang sama ketika masih dikuasai Spanyol dari tahun 1912 sampai 1976.

Sejarah konflik di Sahara Maroko, kata Teguh yang juga Direktur Bidang Promosi, Media Luar Negeri DK-PRIMA, setidaknya dapat ditarik dari Konferensi Berlin di tahun 1884-1885. Di dalam konferensi yang dipimpin Kanselir Jerman Otto von Bismarck tersebut negara-negara superpower di Eropa sepakat untuk membagi-bagi benua Afrika, seolah-olah itu adalah tanah kosong yang tidak didiami manusia.

“(Superpower Eropa) membagi Afrika untuk menghindari konflik di antara mereka. Mereka sepakat siapa dapat apa,” terangnya sambil menayangkan peta yang memperlihatkan pembagian wilayah kekuasaan Eropa di Afrika.

Di awal era yang disebut Scrambled for Africa itu, Kerajaan Maroko masih “aman”, alias tidak tersentuh oleh kekuasaan negara-negara Eropa.

Baru pada tahun 1912, dalam Treaty of Fez atau Traktat Fez (sering juga disebut Fes), Sultan Abdelhafid menyerahkan Maroko kepada Prancis yang menempatkan Maroko di bawah perlindungan Prancis.

“Melalui Perjanjian Fez di bulan Maret 1912, Maroko bersedia berada di bawah perlindungan Prancis. Lalu pada bulan November 1912 Prancis berbagi kekuasaan dengan Spanyol. Prancis menyerahkan wilayah selatan (Sahara Maroko) kepada Spanyol,” sambung Teguh yang juga merupakan Presiden Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Maroko.

Maroko Raya

Dia melanjutkan, kekuasaan Prancis di utara Maroko berakhir pada tahun 1956. Walau Prancis telah angkat kaki dari bagian utara Maroko namun Spanyol enggan menyerahkan wilayah-wilayah Maroko yang mereka kuasai, baik yang berada di Gurun Sahara maupun yang berada di pesisir Laut Mediterania.

“Sejak saat itu pula, orang-orang di utara Maroko berusaha untuk membebaskan Maroko (terutama yang berada di bagian selatan) dengan berbagai cara, termasuk perang gerilya demi mengusir Spanyol,” tambahnya.

Sementara itu, sebagai bagian dari semangat menghapuskan kolonialisasi di muka bumi pasca Perang Dunia Kedua, di tahun 1960 PBB mengeluarkan Resolusi 1514 tentang Declaration on the Granting of Independence to Colonial Countries and Peoples. Melalui Resolusi 1514 itu disusunlah daftar Non Self-Governing Territory, dimana Sahara Barat masuk di dalamnya.

“Untuk menyikapi Resolusi 1514 ini, Partai Istiqlal Maroko menerbitkan peta Greater Maroko atau Maroko Raya pada tahun 1964. Di dalam peta itu digambarkan wilayah Maroko sebelum dibagi oleh Prancis dan Spanyol,” terang dosen Hubungan Internasional Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

Dengan menerbitkan peta itu, Partai Istiqlal hendak mengatakan kepada dunia bahwa wilayah-wilayah yang tergambarkan di dalam peta itu mestilah dikembalikan kepada Maroko seperti sebelum era Scrambled for Africa. Peta itu meliputi seluruh wilayah Maroko kini, sebagian wilayah Aljazair, sebagian Mali, dan sebagian Mauritania.

Adapun Front Polisario baru didirikan para pejuang Maroko dari utara dan dari selatan (orang-orang Sahrawi) pada tahun 1973 di Kamp Tindouf. Di dalam peta yang diterbitkan Partai Istiqlal di tahun 1964, Tindouf termasuk bagian dari Maroko Raya. Namun kini Tindouf merupakan bagian dari Aljazair.

Kemudian, menyusul krisis ekonomi yang berubah menjadi krisis politik di Eropa barat pada tahun 1974, Spanyol akhirnya mengumumkan rencana angkat kaki dari Sahara Maroko atau Sahara Barat. Pengunduran diri baru benar-benar mereka lakukan pada 1976.

Dinamika Baru

Setelah Spanyol mengumumkan niat angkat kaki dari Sahara tercipta sebuah dinamika baru di kawasan itu. Kelompok Polisario yang tadinya merupakan alat pembebasan wilayah selatan Maroko dari Spanyol perlahan tapi pasti berubah menjadi kelompok yang ingin melepaskan diri tidak hanya dari Spanyol tetapi juga dari Maroko. Dari markasnya di Tindouf, Polisario menginginkan Sahara Barat menjadi negara sendiri.

Perbedaan pandangan ini pun diangkat hingga ke Mahkamah Internasional atau International Court of Justice (ICJ). Pada tahun 1975 ICJ menerbitkan penilaian yang mengatakan bahwa Sahara Maroko adalah tanah kosong atau terra nullius sebelum Prancis berkuasa. Namun dalam penilaian yang sama ICJ juga mengakui bahwa Sahara Maroko memiliki hubungan erat dengan Maroko  di masa lalu .

“Satu sisi penjelasan ICJ ini menguntungkan Polisario. Tapi satu sisi lainnya menguntungkan Kerajaan Maroko,” kata Teguh.

Juga di tahun 1975, dalam Perjanjian Madrid atau Madrid Accord antara tiga negara yakni Mauritania, Maroko, dan Spanyol, disepakati Mauritania meninggalkan Sahara Barat.

Sebagai protes atas hasil Perjanjian Madrid, Polisario mendirikan Republik Demokratik Arab Sahrawi (SADR) juga di Tindouf.

Sejak itu, perang terbuka terjadi antara Maroko melawan Polisario dan negara boneka yang mereka dirikan.

Kedua pihak, Maroko dan Polisario sepakat untuk gencatan senjata pada tahun 1991. Selanjutnya pembicaraan untuk menentukan nasib Sahara Maroko dilakukan di berbagai forum, diawali pembicaraan di Manhasset, New York, pada 2007 hingga 2008, dan diikuti pembahasan di Komisi IV PBB yang menangani isu politik khusus dan dekolonisasi.

Provokasi Polisario

Komitmen gencatan senjata dirusak oleh pernyataan pemimpin Front Polisario Brahim Ghali akhir pekan kemarin yang mengatakan akan membatalkan perjanjian itu. Sebelumnya Front Polisario kerap berbuat onar di El Guergarat yang merupakan zona penyangga.

Menurut Teguh, provokasi yang dilakukan Polisario ini didorong oleh dua hal.

Pertama, pamor Polisario di panggung internasional semakin meredup sejak Perang Dingin berakhir. Bahkan dalam satu dekade terakhir banyak negara yang tadinya mengakui Polisario dan SADR menarik pengakuan mereka.

Selain itu, Polisario juga mulai menghadapi oposisi di Kamp Tindouf yang tidak puas dengan sikap otoriter Polisario. Tidak sedikit kelompok oposisi di Kamp Tindouf dijebloskan ke penjara oleh Polisario. Hal lain, Polisario juga diduga terlibat dalam perdagangan ilegal senjata dan narkoba, serta terlibat jaringan terorisme internasional.

Di sisi lain, pamor Maroko di panggung internasional semakin kinclong dalam dua dekade belakangan ini. Maroko memberikan bantuan yang tidak sedikit untuk negara-negara Afrika yang tengah menghadapi berbagai persoalan sosial dan ekonomi. Maroko juga aktif mempromosikan perdamaian di Libya. Tahun 2017 Maroko memutuskan untuk kembali bergabung dengan Uni Afrika yang mereka tinggalkan di tahun 1984.

Faktor kedua, menurut Teguh, bisa jadi provokasi Polisario itu dilakukan untuk menarik perhatian Joe Biden dari Partai Demokrat yang menang dalam pemilihan presiden Amerika Serikat.

Namun Teguh ragu Joe Biden akan melirik Polisario. Tentu Amerika Serikat dalam hal ini Joe Biden dan Partai Demokrat memiliki catatan yang lebih lengkap mengenai berbagai pelanggaran HAM yang dilakukan Polisario di Kamp Tindouf, termasuk keengganan Polisario membuka pintu untuk UNHCR.

Ketika menjabat sebagai Menlu AS di era Barack Obama, Hillary Clinton sempat bertemu dengan Menlu Maroko Taib Fassi Fihri bulan Maret 2011. Dalam pertemuan itu ia memuji reformasi yang dilakukan Maroko sejak dipimpin Raja Muhammad VI pada 1999. Termasuk pada upaya Maroko membangun semua wilayah negara itu tidak terkecuali Sahara Maroko.#[KP]

Apa Reaksi Anda?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
Facebook Twitter Email
Tags: MarokoPolisario
Previous Post

Walikota Cegah Warganya Digusur, Lakukan Pembicaraan Khusus Dengan Kepala Dinas BTB TNI-AU di Jakarta

Next Post

Menengok Sejarah Sahara Maroko, Apa Maksud Provokasi Polisario?

Related Posts

Anggota Dewan Pers menyerahkan hasil verifikasi faktual JMSI kepada Ketua Umum JMSI, Teguh Santosa.
Nasional

Ini Pesan Ketum JMSI Terkait Covid-19 Saat Diverifikasi Dewan Pers

by Hidayat
20/01/2021
0

Laporan : Tim KP Jakarta, Editor : Mahmud Marhaba JAKARTA - Kalangan media berharap pemerintah bersedia menempatkan insan media,...

Read more
Joe Biden Diminta untuk Lajutkan Pembicaraan Damai dengan Korea Utara

Joe Biden Diminta untuk Lajutkan Pembicaraan Damai dengan Korea Utara

19/01/2021
Walikota Prabumulih Ir. H. Ridho Yahya, MM

WALIKOTA PRABUMULIH SAMBUT HANGAT KEHADIRAN JMSI SUMSEL

16/01/2021
GUBERNUR NYATAKAN KALSEL STATUS TANGGAP DARURAT

GUBERNUR NYATAKAN KALSEL STATUS TANGGAP DARURAT

16/01/2021
AGRESIFITAS CHINA KARENA FRAGMENTASI SIKAP INDONESIA

AGRESIFITAS CHINA KARENA FRAGMENTASI SIKAP INDONESIA

15/01/2021
Next Post
Teguh Santosa bersama pendiri dan mantan petinggi Polisario Ahmadou Ould Souilem yang kembali ke pangkuan Kerajaan Maroko.

Menengok Sejarah Sahara Maroko, Apa Maksud Provokasi Polisario?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Foto : Motor Greder (Alat Besar) yang melindas 2 pengendara motor. (Foto Istimewa).

Ngeri, Dua Pengendara Motor di Gorontalo Tewas Dilindas Greder

15/11/2020

DI TENGAH MASALAH YANG BERKECAMUK,DARWIS MORIDU JUSTRU SUMBANG MOBIL KE DLH PAKAI DANA PRIBADI 

06/10/2020
Gagahi Siswanya Hingga Hamil, Oknum Kepsek Bakal Jalani Hidup 15 Tahun Balik Diterali Besi

Gagahi Siswanya Hingga Hamil, Oknum Kepsek Bakal Jalani Hidup 15 Tahun Balik Diterali Besi

22/10/2020
Diduga Jadi Korban Penganiyaan, Oknum Polisi Inisial AS Dilaporkan Ke Propam Polres Gorontalo

Diduga Jadi Korban Penganiyaan, Oknum Polisi Inisial AS Dilaporkan Ke Propam Polres Gorontalo

01/10/2020

Hanya Tujuh Fraksi Yang Teken Aspirasi Tolak Omnibus Law, PDIP Kemana?

12/10/2020
Susah Move On, Pria Ini Nekat Keliling Indonesia Tanpa Uang Sepeserpun

Susah Move On, Pria Ini Nekat Keliling Indonesia Tanpa Uang Sepeserpun

23/12/2020
Gelar Debat Publik Untuk Cakada, KPU Kabgor Utamakan Protokol Kesehatan

Gelar Debat Publik Untuk Cakada, KPU Kabgor Utamakan Protokol Kesehatan

2
Ini Alasan Penutupan PT. Royal Coconut

Ini Alasan Penutupan PT. Royal Coconut

1
Now Is the Time to Think About Your Small-Business Success

The Top 10 Tech Events that You Don’ Want to Miss this Summer

0
Tingkatkan Minat Baca, Perpustakaan Keliling Secara Mobile Akan Diterapkan Oleh Pemkot Gorontalo

Tingkatkan Minat Baca, Perpustakaan Keliling Secara Mobile Akan Diterapkan Oleh Pemkot Gorontalo

0
Now Is the Time to Think About Your Small-Business Success

This New Breakthrough Phone Camera Company Has Arrived

0
Now Is the Time to Think About Your Small-Business Success

Discover the Most Magical Sunset in Santorini

0
Tingkatkan Minat Baca, Perpustakaan Keliling Secara Mobile Akan Diterapkan Oleh Pemkot Gorontalo

Tingkatkan Minat Baca, Perpustakaan Keliling Secara Mobile Akan Diterapkan Oleh Pemkot Gorontalo

21/01/2021
Pemda Gorut Fokus Percepat Pemulihan Ekonomi

Pemda Gorut Fokus Percepat Pemulihan Ekonomi

20/01/2021
Bupati Gorut Gelar Rakor Program Kerja

Bupati Gorut Gelar Rakor Program Kerja

20/01/2021
Kapolri Baru dan Budaya Bahari

Kapolri Baru dan Budaya Bahari

20/01/2021
Anggota Dewan Pers menyerahkan hasil verifikasi faktual JMSI kepada Ketua Umum JMSI, Teguh Santosa.

Ini Pesan Ketum JMSI Terkait Covid-19 Saat Diverifikasi Dewan Pers

20/01/2021
Joe Biden Diminta untuk Lajutkan Pembicaraan Damai dengan Korea Utara

Joe Biden Diminta untuk Lajutkan Pembicaraan Damai dengan Korea Utara

19/01/2021

BERITA TERBARU

Tingkatkan Minat Baca, Perpustakaan Keliling Secara Mobile Akan Diterapkan Oleh Pemkot Gorontalo

Tingkatkan Minat Baca, Perpustakaan Keliling Secara Mobile Akan Diterapkan Oleh Pemkot Gorontalo

21/01/2021
Pemda Gorut Fokus Percepat Pemulihan Ekonomi

Pemda Gorut Fokus Percepat Pemulihan Ekonomi

20/01/2021
Bupati Gorut Gelar Rakor Program Kerja

Bupati Gorut Gelar Rakor Program Kerja

20/01/2021
Kapolri Baru dan Budaya Bahari

Kapolri Baru dan Budaya Bahari

20/01/2021
Anggota Dewan Pers menyerahkan hasil verifikasi faktual JMSI kepada Ketua Umum JMSI, Teguh Santosa.

Ini Pesan Ketum JMSI Terkait Covid-19 Saat Diverifikasi Dewan Pers

20/01/2021
Joe Biden Diminta untuk Lajutkan Pembicaraan Damai dengan Korea Utara

Joe Biden Diminta untuk Lajutkan Pembicaraan Damai dengan Korea Utara

19/01/2021
KABARPUBLIK | ULAS TUNTAS TANPA BATAS

gorontalo.kabarpublik.id adalah portal berita terbaru yang menyajikan berita dan peristiwa terkini seputar provinsi gorontalo dan Nasional.

Follow Us

Kategori Populer

  • Advetorial
  • Berita Foto
  • Boalemo
  • Bone Bolango
  • Daerah
  • Gorontalo Utara
  • Hukrim
  • Kabupaten Gorontalo
  • Kontrol
  • Kota Gorontalo
  • Nasional
  • Opini
  • Pendidikan
  • Pilkada
  • Pohuwato
  • Politik
  • Sport
  • Uncategorized

Berita Terbaru

Tingkatkan Minat Baca, Perpustakaan Keliling Secara Mobile Akan Diterapkan Oleh Pemkot Gorontalo

Tingkatkan Minat Baca, Perpustakaan Keliling Secara Mobile Akan Diterapkan Oleh Pemkot Gorontalo

21/01/2021
Pemda Gorut Fokus Percepat Pemulihan Ekonomi

Pemda Gorut Fokus Percepat Pemulihan Ekonomi

20/01/2021
  • Home
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan
  • Kode Etik
  • Disclaimer
  • Privacy Policy

Copyright © 2020 Portal Berita www.gorontalo.kabarpublik.id

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Daerah
  • Berita Foto
  • Kontrol
  • Hukrim
  • Politik
  • Opini
  • Advetorial
  • Sport

Copyright © 2020 Portal Berita www.gorontalo.kabarpublik.id