Laporan : Bambang Suna (JMSI) Editor : Mahmud Marhaba
Kabupaten Gorontalo [KP] – Pembelajaran dalam jaringan (Daring) yang diberlakukan selama pandemi Covid-19 mendapat banyak respon dari masyarakat karena dinilai kurang efektif untuk peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM).
Anis Djuma selaku masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Telaga Biru mengaku bahwa dengan adanya belajar daring justru kurang efektif apalagi yang berusia 3-5 Tahun belum tersentuh pendidikan formal yang menjadi hak setiap warga negara.
“Anak usia 3-5 tahun sampai saat ini belum tersentuh pendidikan, yang seharusnya pendidikan anak usia dini (PAUD) sudah diberikan pengenalan baik baca, hitung maupun tulis” Ujar Anis
Anggota DPRD Jayusdi Rivai usai menghadiri Musrenbang tingkat Kecamatan Limboto kepada awak media kabarpublik.id mengungkapkan bahwa pada pelaksanaan belajar daring yang sudah berlangsung lebih kurang 1 tahun, sehingga bermunculan video viral orang tua yang mengajari anaknya dirumah atau bahkan orang tua yang mengerjakan tugas sekolah anaknya.
“Sejak bulan Maret kita lock down karena Covid, sudah 1 tahun anak-anak kita tidak pernah sekolah” ucap Jayusdi
“Saya rasa semua merasakan dengan adanya belajar daring ini, kita lihat saja banyak meme yang bermunculan seperti ibu-ibu yang susah payah mengajari anaknya”.Sambungnya
Jayusdi juga mengatakan kita harus mulai berpikir bagaimana kedepannya nasib generasi bangsa yang sampai saat ini kurang efektifnya pembelajaran.
Kaitannya dengan Musrenbang yang membahas tentang pembangunan insfrastruktur Jayusdi mengatakan tidak akan ada manfaatnya jika kita melakukan pembangunan fisik yang megah tapi tidak dibarengi dengan pembangunan SDM.
“Pembangunan fisik yang dilakukan dengan semegah-megahnya kalau tidak diikuti dengan pembangunan manusianya sama dengan bohong”.Ujar Jayusdi
“Seperti contoh infrastruktur jalan yang diperuntukkan untuk beban kendaraan 5 Ton, kemudian manusianya menggunakan jalan tersebut dengan kendaraan berbobot lebih dari itu, tentunya jalan akan rusak”.Tutupnya #[KP]