Laporan : Bambang Suna (JMSI) Editor : Mahmud Marhaba
Kabupaten Gorontalo [KP] – Memasuki masa tugas untuk periode ke dua sebagai Bupati Kabupaten Gorontalo, Nelson Pomalingo kembali menjalani prosesi adat Moloopu atau penerimaan secara adat. Minggu (28/02/2021)
Rangkaian Prosesi Adat Moloopu dimulai dengan turunnya Bupati dari rumah kediaman pribadi di Kecamatan Telaga Biru ke Rumah Dinas Bupati di Kawasan Perkantoran Kecamatan Limboto.
Dengan balutan pakaian adat (Bapak) Takowa Da’a dan (Ibu) Galenggo berwarna kuning emas, Bupati bersama ibu mengikuti tahapan demi tahapan adat (Lenggota) secara tertib dan diakhiri dengan pembacaan doa oleh Kadi Lo Limutu KH. Karim Busalo.
Nelson dalam sambutannya menyampaikan bahwa menjadi Bupati adalah suatu takdir yang dikehendaki oleh Yang Maha Kuasa, Kekuasaan diberikan kepada yang dikehendaki dan begitu pun diambilnya kekuasaan dari yang dikehendaki.
“Saya menjadi Bupati bukan karena kemauan saya, bukan juga kemauan rakyat, tapi sudah menjadi takdir karena diberikan kepada yang dikehendaki”. Ujarnya
Dalam hal pelaksanaan Adat Moloopu Nelson mengatakan hal ini sebagai bentuk rasa syukur atas kekuasaan yang telah diberikan, sehingganya perlu dijaga oleh setiap orang di Negeri ini.
“To Hulonthalo (di Gorontalo) kita bersyukur dilakukan prosesi adat seperti ini (Moloopu) karena itulah rasa syukur akan kekuasaan yang dikehendaki. Maka kita semua menjaga prosesi seperti ini”. Ungkap Nelson
“Prosesi seperti inilah hakekat Mopolamahu Kekuasaan (Mensejahterakan Kekuasaan) dan Mopolamahu Lipu (Mensejahterakan Negeri)”. Lanjutnya
Pesan-pesan moral yang disampaikan oleh para pemangku adat dalam prosesi Moloopu bagi Bupati dua periode ini adalah suatu pegangan selama menjalankan roda pemerintahan.
Nelson juga berharap kepada pemangku adat dan sesepuh, agar dirinya dapat dibimbing dan diarahkan dalam menjalankan tugas sebagai Bupati Gorontalo.
“Saya sebagai manusia biasa butuh bimbingan terus, butuh peringatan yang baik dan benar”. Tutupnya. #[KP]